Gak ada yg abadi di bawah Matahari....
Mungkin all of you pernah denger kata-kata tudia. Kalimat simplenya : semua di kolong langit ini berubah. Cuma perubahan itu sendiri yg gak berubah.
35 th lalu, waktu gue menginjakan kaki pertama kali di Univ. Sam Ratulangi, yg namanya motor mungkin jumlahnya sama ama jumlah BAB (Buang air B).
(Notes: buat yg gak tahu jumlah BAB normal tiap orang itu antara 3x/hari, ato 3x seminggu. Lebih dari itu, kalo gak diare, ybs makan kebanyakan...)
Upsss, sory, ngapain juga ya pembandingnya kok BAB,...eh...eh...eh. Btw, ya dulu paling tinggi 2 ekor motor nongkrong di tiap fakultas. Mungkin itupun yg 1 harus di dorong 500 meter dulu baru hidup.
Tapi sekarang, mungkin perbandingan motor sama jumlah masyarakat kampus 1 : 0,5. Kalo berdasarkan data, jumlah mahasiswa Unsrat & dosennya adalah 21.200 orang. Berarti jumlah motornya diperkirakan sekitar 10.000 – 11.000 biji.
Anggap 10.500 motor yg ada semuanya ngisi pertalite rata-rata 2 liter, berarti dlm 1 hari ada 21.000 Liter pertalite yg terjual. Artinya, ada pendapatan minimal 210 juta dari beberapa SPBU, cuma dari masyarakat kampus,...walah,....ngapain lagi ya gue sampe ngebahas ke bablasan gitu,..sory,..sory ( elmu psikologi bilang, kalian musti ati-ati sama orang yg doyan ngomong sory..)
Sory,...
Lanjut ke Zoox,..hijjhhh, gak fokus banget. Maklum, udah masuk kategori lansia,...eh...eh...eh.
Nah, ini satu hal yg sebenarnya gue pengen bahas. Soal “Unik”
-------ooo-------
Dalam sesi WA antara gue sama Ketua Zoox yg baru, gue ‘protes’ sama panggilan ‘kak’ yg mereka cumukan ke gue. Yah, gak salah sih sama sebutan ‘kak’ tudia,...cuman guenya yg minder (minjem blender). Coz, kan anggota Zoox yg sekarang tuh seumuran anak-anak gue. Mosok gue di panggil ‘kak’ mbok ya harusnya di panggil bapak toh. Lebih asyik, elegan, and terkesan berkharisma, mirip master Shifu di Kung fu Panda,.....
Husshh,...gak usah di bahas lebih jaoh,... itu juga cuma intermezo koq, belum topik utama yg gue pengen bahas.
Jadi, dalam beberapa ‘pertemuan terlarang’** antara gue & beberapa pengurus Zoox, gue kerap ‘disodorkan’ sosok-sosok yang unyu-unyu, sopan, welas asih, and gemah ripah loh jenawi. Kalo di ibaratkan lagu,...mmmhh,...lagu Keroncong-lah. Bengawan Solo.
Beda sama generasi Zoox jaman gue & setelahnya yg rada-rada angker (mirip merek bir), punya tatapan dingin (mirip es cukur kacang brenebon), and cuma punya sedikit kosa kata yang halus dan mendayu-dayu. Mangap ,...eh,..maap mas Eko, mas Alam, mas Ayo, mas Dede, mas Stanley, mba Suzan, mba Nova, mas Glen, mas Epenk, mas Yani Ihu, mas Sapto, mas Yadi, mas Mat...suer, gue sama sekali ngga bermaksud ngomongin kalian kok,...eh,..eh,..eh,...(ayo,...mas-mas, ato mba-mba siapa lagi yg mau daftar....??? )
Terus, apakah hal yang barusan gue bahas adalah hal yang tabu, or melanggar undang-undang ....? I don’t think so (artinya: jangan pake Rinso).
Engga, para junior jaman now gak harus merubah jati dirinya jadi Bunglon,..eh, maksudnya jadi orang lain. Tetaplah unyu, sopan, welas asih, and gemah ripah loh jenawi. Bahasa Sangirnya: you have your own way.
Jangan lupa, di film Kung Fu Panda, kan yg akhirnya kepilih jadi Dragon Warrior, bukannya si tiger yg cool, and angker, tapi Poh yang gemoy and cupu....
Lagian, di sonolah kerennya. Di sono ‘nilai pencilan’ yang bikin Zoox unik,-mirip asesoris hp di Mantos. Keunikan klasik yang menjembatani kaum Heavy Metal & Keroncong. Hulk, and Spider Man.
-------ooo-------
Last...
Para ahli bilang, Dinosaurus, dan mahluk-mahluk purba pemakan hewan-hewan kecil lainnya punah karena perubahan iklim bumi secara drastis, akibat tabrakan asteroid, and aktifitas vulkanik.
Tapi dari perspectif yg berbeda, kita bisa berasumsi bahwa si Dino dkk emang harus punah, ato ‘dipunahkan’ oleh semesta, demi kelangsungan hidup hewan-hewan lebih kecil setelahnya.
(semoga kalian ngga ‘berpikir salah’ dalam menterjemahkan tulisan soal punahnya si –Dino dkk, dan era setelahnya. Tapi kalaupun all of you sempat berpikir salah, yah bebaslah...cuma mikir koq)
-------ooo-------
All of you musti pegang prinsip ini tiap mbaca tulisan-tulisan gue:
Gak semua yg loe baca itu bener, tapi sebaiknya loe percaya aja bener, supaya, ketika akhirnya loe tau kalo tulisan itu gak bener, loe gak rugi apa-apa. Daripada loe percaya engga bener, dan ternyata bener,...sama juga sih,..loe tetep gak rugi apa-apa. Eh...eh...eh
-------ooo-------
‘pertemuan terlarang’** soalnya, tiap ketemuan, cuaca yg tadinya cerah, slalu tiba-tiba turun ujan. Menurut primbon,...pria-pria Ambon pasti dari Maluku.
-------ooo-------
Sekapur sirih
All of you pasti tau santan kelapa. Tapi pernah gak all of you mbayangin gimana penemu pertama santan kelapa....?
Dia berdiri natap pohon Kelapa yg tingginya rata-rata 25 – 30 M, melototin buahnya, terus manjat pohonnya senti demi senti, metik kelapanya. Trus dia kupas sabutnya, pecahin batok/tempurungnya, baru dapet dagingnya. Di parut/cukur, remas, baru dapet santannya. Alamak, rumitnya minta ampun.
Kita juga gak pernah tahu kalo waktu dari dapetin kelapanya sampe ngupas sabut kelapanya tuh berapa lama. Bisa 1 minggu, 1 taon, ato bisa aja 10 taon. Who knows...?
Kan bisa juga dari ngupas sabut sampe mecahin batok/tempurungnya sampe 7 taon.
Udah, sampe situ aja. Silahkan bayangin ndiri rumitnya sang penemu santan kelapa.
Yang bikin gue bingung, ngapain juga sih all of you mbaca sampe abis soal nemuin santan kelapa....? ck...ck...ck...(tuh masih di baca lagi ck...ck..ck-nya)
(once upon a time in Palaes, Likupang)