Senin, 14 Maret 2011

CLIMBING A MOUNTAIN REFRESH YOUR SOUL

Pasti masih inget dong sama syair lagu naik-naik, ke puncak gunung, tinggi-tinggi sekali. kiri, kanan kulihat saja, banyak pohon cemara,aa.......

Jauh setelah saya meninggalkan bangku Taman kanak-kanak, barulah saya bisa membuktikan sendiri lagu tersebut. Amazing. Adalah pilihan kata terburuk untuk mengutarakan luar biasanya mendaki gunung. Tapi pastinya kata amazing yang saya ucapkan ketika menyelesaikan pendakian pertama adalah amazing cuapenya. Minta ampun Gusti. Betis langsung keras, kaki bengkak plus lecet, haus, lapar, pokoknya amazing deh. Malah saking amazing capenya, saya sempet loh ngeluarin staement untuk tidak ada pendakian kedua. Ah ya, waktu itu tahun 1984, di gunung Pangrango, Jawa Barat.

Tapi rupanya fakta berbicara lain. Dengan alasan yang saya sendiri lupa, saya justru bagai kesetanan merambahi hutan demi hutan, dan puncak-puncak gunung. Saya enjoy dalam kesunyian. Alone but not lonely, kata para bule. Saya begitu menikmati saat-saat dalam kesunyian. Mendengar kicauan burung, gesekan pohon, hembusan angin, sinar bulan, sunset dan sunrise, yah pokoknya tumbuh perasaan yang tak pernah bisa saya dapatkan di tempat lain. Singkatnya, saya jatuh cinta pada suasana gunung. Tergila-gila bahkan.

Malahan, saya pernah membawa tugas-tugas sekolah ke gunung. Menghafal materi-materi ujian, serta mengerjakan tugas dengan sebuah mesin tik, di bawah desahan pinus dan hembusan angin. Agak sedikit berlebihan memang. Tapi namanya anak muda yang tengah mencari jati diri. Selama tidak melanggar hukum, kan sah-sah aja.

Kalau dulu saya sering kebingungan saat orang bertanya kenapa saya mencintai petualangan mendaki gunung, kini, di usia yang memasuki 40, saya bisa menjawab dengan penuh keyakinan, bahwa perjalanan mendaki gunung, yang tertatih-tatih dari bawah hingga ke puncak, bukan saja merefleksikan gambaran kehidupan itu sendiri, namun dengan mendaki gunung, kita bisa meremajakan sel-sel kejiwaan kita. Jiwa kita merasa disegarkan oleh alam pegunungan. Tapi, untuk saat ini, yah jangan dulu mendaki gunung Merapi. Itu cari masalah namanya.      

2 komentar: